April 7, 2011

Di Teror Bencana Saat Bulan Madu

Dalam empat bulan masa bulan madu, pasangan pengantin baru Stefan dan Erika Svanstrom enam kali mengalami bencana alam mengerikan, dari banjir bandang di Australia, gempa di Christchurch di Selandia Baru, hingga tsunami di Jepang.

Pasangan asal Swedia yang baru menikah itu, meninggalkan Stockholm pada tanggal 6 Desember tahun lalu dan segera terjebak di Munich, Jerman, dalam salah satu badai salju terburuk di Eropa.

Dari Jerman, pasangan yang bepergian dengan bayi perempuan mereka itu terbang ke Cairns di Australia yang kemudian dilanda salah satu badai paling ganas dalam sejarah bangsa itu. Di sana, pasangan yang berusia 20-an tahun tersebut terpaksa berlindung selama 24 jam di lantai dasar sebuah pusat perbelanjaan bersama 2.500 orang lainnya. "Pohon-pohon melintang dan cabang-cabang besar berserakan di jalan-jalan," kata Svanstrom kepada harian Swedia, Expressen. "Kami nyaris tertimpa bencana."

Mereka lalu mengarah ke selatan ke Brisbane, tetapi kota itu mengalami banjir besar. Oleh karenanya, mereka melintasi negara itu ke Perth, tempat mereka lolos dari amukan kebakaran hutan.

Pasangan itu kemudian terbang ke Christchurch, Selandia Baru, dan mereka tiba sesaat setelah gempa berkekuatan 6,3 menghancurkan kota itu pada tanggal 22 Februari. Nyonya Svanstrom berkata, "Ketika kami datang, seluruh kota seperti zona perang. Kami tidak bisa mengunjungi kota karena benar-benar diblokade. Sebagai gantinya, kami berkeliling sebelum pergi ke Jepang."

Namun, beberapa hari setelah keluarga Svanstrom tiba di Jepang, Tokyo diguncang gempa terbesar dalam sejarah Jepang. "Guncangannya sangat mengerikan dan kami melihat genteng beterbang dari atap bangunan," kata Svantrom sebagaimana dikutip The Telegraph. "Rasanya bangunan-bangunan berayun maju-mundur."

Keluarga itu kembali ke Stockholm pada tanggal 29 Maret setelah sebuah kunjungan yang lebih tenang di China dan merupakan tujuan terakhir mereka.

Svanstrom, yang juga selamat dari tsunami dahsyat di Asia Tenggara pada tahun 2004, mengatakan bahwa meski mengalami semua itu, pernikahan mereka tetap kokoh. "Saya tahu perkawinan harus melewati sejumlah rintangan. Namun, saya pikir, kami telah melalui sebagian besar dari rintangan itu. Kami sudah mengalami sejumlah bencana, tetapi hal terpenting adalah bahwa kami tetap bersama-sama dan bahagia."

2 komentar:

muhaimin said...

itu namanya cobaan perkawinan, ingin berbulan madu e e e ada tsunami, untung masih sempat pakai baju . . . becanda

on-idea said...

@muhaimin : benar juga kata sobat,, hahhhaha
:46

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45
:46 :47 :48 :49
:50 :51 :52 :53
:54 :55 :56 :57
:58 :59 :60 :61
:62 :63

Silahkan Suarakan Pendapat Sobat

Untuk Membangun Blog Ini